Molexflu Apakah Aman Untuk Ibu Menyusui

Molexflu Apakah Aman Untuk Ibu Menyusui

“Tidak benar adanya jika ibu menyusui dan wanita hamil dilarang makan pedas. Namun, hal tersebut dilakukan dalam batasan wajar agar tidak menimbulkan efek samping bagi ibu dan juga Si Kecil.”

Halodoc, Jakarta – Bagi pecinta makanan pedas, makan terasa tidak lengkap tanpa sentuhan cabai. Kebiasaan ini cenderung sulit dihilangkan, karena bagi pecintanya, ada kenikmatan tersendiri di balik sensasi rasa pedas yang muncul di lidah. Lantas, apakah ibu menyusui dan wanita hamil dilarang makan pedas?

Pentingnya Pola Makan Bergizi Seimbang

Faktanya, penelitian dari jurnal Flavor Perception and Preference Development in Human Infants menunjukkan bahwa bayi yang terpapar berbagai rasa melalui cairan ketuban selama kehamilan dan ASI lebih mudah menerima berbagai rasa makanan saat mulai mengonsumsi makanan padat.

Pada beberapa orang, mengonsumsi makanan pedas dapat memicu reaksi asam lambung berlebihan yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Jika ibu mengalaminya, disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan.

Menyusui berarti memasukkan makanan yang ibu makan ke dalam perut bayi. Jadi, sebisa mungkin penuhi asupannya dengan konsumsi makanan bergizi seimbang. Sertakan makanan berprotein 2-3 kali per hari, seperti daging, unggas, ikan, telur, susu, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Ibu menyusui juga disarankan untuk mengonsumsi tiga porsi sayuran dan dua porsi buah per hari. Sertakan biji-bijian, seperti roti gandum, pasta, sereal dan oatmeal dalam menu makanan harian. Dengan begitu, anak menjadi lebih sehat berkat makanan bernutrisi yang ibu konsumsi.

Tidak benar adanya jika ibu menyusui dan wanita hamil dilarang makan pedas. Namun, semua hal harus dikonsumsi dalam batasan wajar agar tidak terjadi efek samping yang berbahaya. Jika ibu ingin melakukan pemeriksaan diagnosis terkait dengan kondisi medis tertentu, silahkan buat janji medis sekarang juga.

Jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan rutin selama masa kehamilan guna memantau kesehatan dan perkembangan janin dalam kandungan. Jika ibu membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya, silahkan download Halodoc sekarang juga!

Selama ini jantung pisang sering diolah menjadi tumisan dan masakan bersantan sebagai pelengkap nasi hangat.

Bagian dari pohon pisang bernama Latin Musa Balbisiana Colla itu rupanya juga dipercaya bisa memberikan manfaat, khususnya dalam ASI.

Kepercayaan masyarakat akan khasiat jantung pisang akhirnya menginspirasi para ilmuwan lokal untuk meneliti lebih lanjut.

Artikel Lainnya: Manfaat Menyusui bagi Ibu, Apa Saja?

Studi yang dipublikasikan dalam Belitung Nursing Journal (2017) itu mencatat bahwa rata-rata volume ASI pada kelompok eksperimen yang mengonsumsi jantung pisang sekitar 470.681 ml.

Kadar prolaktin yang dimiliki busui tersebut berjumlah 35,337 nanogram. Sementara itu, pada busui yang tidak mengonsumsi jantung pisang, jumlah ASI-nya sebanyak 364.650 ml.

Perbedaan yang paling mencolok terletak pada kandungan prolaktin yang dimiliki mereka. Kadar prolaktin kelompok yang tidak makan jantung pisang  -38,381 nanogram!

Prolaktin merupakan hormon yang sangat penting dan berpengaruh terhadap produktivitas ASI. Di tubuh pria, hormon tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi sperma.

Hormon prolaktin juga bisa memengaruhi perilaku, sistem imunitas tubuh, sistem reproduksi, metabolisme, sekaligus kadar cairan di dalam tubuh.

Para peneliti menyetujui bahwa jantung pisang dapat berdampak positif terhadap jumlah ASI. Sebab, kadar prolaktin dan jumlah ASI langsung meningkat usai para ibu mengonsumsi ekstrak Musa Balbisiana Colla tersebut.

Mereka berhadap, hasil studi ini bisa menjadi solusi bagi para ibu yang sulit memberikan ASI eksklusif karena jumlahnya sedikit.

Artikel Lainnya: Busui Keracunan Makanan, Bolehkah Tetap Berikan ASI?

Hasil positif dari studi jantung pisang untuk ASI tersebut juga dibenarkan oleh dr. Arina Heidyana. Menurutnya, bahan alami yang satu itu memang mampu untuk melancarkan ASI.

“Jantung pisang memiliki kandungan yang beragam. Salah satunya yang paling bermanfaat adalah flavonoid,” terangnya.

Dia menambahkan, “Senyawa itu dapat berkhasiat sebagai laktagogum sehingga produksi ASI melimpah.”

Nah, karena dr. Arina menyinggung tentang banyaknya gizi yang dimiliki, berikut akan dipaparkan kandungan nutrisi yang dimiliki makanan eksotis ini menurut African Journal of Biotechnology. Dalam 100 gram (gr) jantung pisang, terdapat:

Selain itu, asam amino, asam lemak, vitamin C, vitamin A, dan antioksidan lainnya juga terkandung dalam banana flower.

Artikel Lainnya: Belasan Manfaat dalam Buah Pisang

Selama ini jantung pisang sering diolah menjadi tumisan dan masakan bersantan sebagai pelengkap nasi hangat.

Bagian dari pohon pisang bernama Latin Musa Balbisiana Colla itu rupanya juga dipercaya bisa memberikan manfaat, khususnya dalam ASI.

Kepercayaan masyarakat akan khasiat jantung pisang akhirnya menginspirasi para ilmuwan lokal untuk meneliti lebih lanjut.

Artikel Lainnya: Manfaat Menyusui bagi Ibu, Apa Saja?

Studi yang dipublikasikan dalam Belitung Nursing Journal (2017) itu mencatat bahwa rata-rata volume ASI pada kelompok eksperimen yang mengonsumsi jantung pisang sekitar 470.681 ml.

Kadar prolaktin yang dimiliki busui tersebut berjumlah 35,337 nanogram. Sementara itu, pada busui yang tidak mengonsumsi jantung pisang, jumlah ASI-nya sebanyak 364.650 ml.

Perbedaan yang paling mencolok terletak pada kandungan prolaktin yang dimiliki mereka. Kadar prolaktin kelompok yang tidak makan jantung pisang  -38,381 nanogram!

Prolaktin merupakan hormon yang sangat penting dan berpengaruh terhadap produktivitas ASI. Di tubuh pria, hormon tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi sperma.

Hormon prolaktin juga bisa memengaruhi perilaku, sistem imunitas tubuh, sistem reproduksi, metabolisme, sekaligus kadar cairan di dalam tubuh.

Para peneliti menyetujui bahwa jantung pisang dapat berdampak positif terhadap jumlah ASI. Sebab, kadar prolaktin dan jumlah ASI langsung meningkat usai para ibu mengonsumsi ekstrak Musa Balbisiana Colla tersebut.

Mereka berhadap, hasil studi ini bisa menjadi solusi bagi para ibu yang sulit memberikan ASI eksklusif karena jumlahnya sedikit.

Artikel Lainnya: Busui Keracunan Makanan, Bolehkah Tetap Berikan ASI?

Hasil positif dari studi jantung pisang untuk ASI tersebut juga dibenarkan oleh dr. Arina Heidyana. Menurutnya, bahan alami yang satu itu memang mampu untuk melancarkan ASI.

“Jantung pisang memiliki kandungan yang beragam. Salah satunya yang paling bermanfaat adalah flavonoid,” terangnya.

Dia menambahkan, “Senyawa itu dapat berkhasiat sebagai laktagogum sehingga produksi ASI melimpah.”

Nah, karena dr. Arina menyinggung tentang banyaknya gizi yang dimiliki, berikut akan dipaparkan kandungan nutrisi yang dimiliki makanan eksotis ini menurut African Journal of Biotechnology. Dalam 100 gram (gr) jantung pisang, terdapat:

Selain itu, asam amino, asam lemak, vitamin C, vitamin A, dan antioksidan lainnya juga terkandung dalam banana flower.

Artikel Lainnya: Belasan Manfaat dalam Buah Pisang

Pentingnya Pola Makan Bergizi Seimbang

Faktanya, penelitian dari jurnal Flavor Perception and Preference Development in Human Infants menunjukkan bahwa bayi yang terpapar berbagai rasa melalui cairan ketuban selama kehamilan dan ASI lebih mudah menerima berbagai rasa makanan saat mulai mengonsumsi makanan padat.

Pada beberapa orang, mengonsumsi makanan pedas dapat memicu reaksi asam lambung berlebihan yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Jika ibu mengalaminya, disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan.

Menyusui berarti memasukkan makanan yang ibu makan ke dalam perut bayi. Jadi, sebisa mungkin penuhi asupannya dengan konsumsi makanan bergizi seimbang. Sertakan makanan berprotein 2-3 kali per hari, seperti daging, unggas, ikan, telur, susu, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Ibu menyusui juga disarankan untuk mengonsumsi tiga porsi sayuran dan dua porsi buah per hari. Sertakan biji-bijian, seperti roti gandum, pasta, sereal dan oatmeal dalam menu makanan harian. Dengan begitu, anak menjadi lebih sehat berkat makanan bernutrisi yang ibu konsumsi.

Tidak benar adanya jika ibu menyusui dan wanita hamil dilarang makan pedas. Namun, semua hal harus dikonsumsi dalam batasan wajar agar tidak terjadi efek samping yang berbahaya. Jika ibu ingin melakukan pemeriksaan diagnosis terkait dengan kondisi medis tertentu, silahkan buat janji medis sekarang juga.

Jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan rutin selama masa kehamilan guna memantau kesehatan dan perkembangan janin dalam kandungan. Jika ibu membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya, silahkan download Halodoc sekarang juga!

© 2024 — Senayan Developer Community

“Tidak benar adanya jika ibu menyusui dan wanita hamil dilarang makan pedas. Namun, hal tersebut dilakukan dalam batasan wajar agar tidak menimbulkan efek samping bagi ibu dan juga Si Kecil.”

Halodoc, Jakarta – Bagi pecinta makanan pedas, makan terasa tidak lengkap tanpa sentuhan cabai. Kebiasaan ini cenderung sulit dihilangkan, karena bagi pecintanya, ada kenikmatan tersendiri di balik sensasi rasa pedas yang muncul di lidah. Lantas, apakah ibu menyusui dan wanita hamil dilarang makan pedas?

Apakah Benar Wanita Hamil Dilarang Makan Pedas?

Omong-omong soal tema yang dibahas, dikutip dari jurnal Influence of maternal diet on flavor transfer to amniotic fluid and breast milk and children’s responses: a systematic review, menyebutkan jika konsumsi makanan tertentu selama kehamilan dapat mengubah “rasa” cairan ketuban. Namun nyatanya, tidak ada penelitian yang menyebutkan asupan makanan pedas secara khusus.

Jadi, kalau mau konsumsi makanan pedas selama kehamilan, aman, kok, untuk bayi, asalkan ibu memiliki batasan. Jika dikonsumsi secara berlebihan, hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan rasa mual di pagi hari pada trimester pertama kehamilan. Sedangkan pada trimester dua dan tiga, konsumsi makanan pedas bisa memicu sejumlah kondisi berikut ini:

Ketimbang mengonsumsi makanan pedas, ibu bisa mengganti asupan dengan yang lebih bergizi. Ibu hamil disarankan untuk memperbanyak asupan buah beri, kacang-kacangan, ikan dengan kandungan omega-3 dan 6, telur, sayuran dengan tinggi antioksidan, dan daging tanpa lemak.

Apakah Benar Wanita Hamil Dilarang Makan Pedas?

Omong-omong soal tema yang dibahas, dikutip dari jurnal Influence of maternal diet on flavor transfer to amniotic fluid and breast milk and children’s responses: a systematic review, menyebutkan jika konsumsi makanan tertentu selama kehamilan dapat mengubah “rasa” cairan ketuban. Namun nyatanya, tidak ada penelitian yang menyebutkan asupan makanan pedas secara khusus.

Jadi, kalau mau konsumsi makanan pedas selama kehamilan, aman, kok, untuk bayi, asalkan ibu memiliki batasan. Jika dikonsumsi secara berlebihan, hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan rasa mual di pagi hari pada trimester pertama kehamilan. Sedangkan pada trimester dua dan tiga, konsumsi makanan pedas bisa memicu sejumlah kondisi berikut ini:

Ketimbang mengonsumsi makanan pedas, ibu bisa mengganti asupan dengan yang lebih bergizi. Ibu hamil disarankan untuk memperbanyak asupan buah beri, kacang-kacangan, ikan dengan kandungan omega-3 dan 6, telur, sayuran dengan tinggi antioksidan, dan daging tanpa lemak.